Pages

Seorang Nenek Mencuri Singkong Karena Kelaparan, Hakim Menangis SAAT MENJATUHKAN VONIS


Seorang Nenek Mencuri Singkong Krn Kelaparan, Hakim Menangis SAAT MENJATUHKAN VONIS - Cerita ini mungkin sudah sering kita baca atau kita dengar. Saya cuma ingin agar cerita tauladan seperti ini tidak hilang digerus oleh berita2 gak penting lainnya. 

Bukan rahasia bahwa media pers kita hanya menyediakan berita gak penting dimana masing2 raja media masuk kepolitik dan saling menjatuhkan satu sama lain. Cobalah kita tengok cerita yang bisa jadi bahan renungan seperti ini, mari kita baca lagi

Diruang sidang pengadilan, hakim Marzuki duduk tercenung menyimak tuntutan jaksa PU terhadap seorang nenek yang dituduh mencuri singkong, nenek itu berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, cucunya lapar, namun manajer PT A**** K**** (B**** grup) tetap pada tuntutannya, agar menjadi contoh bagi warga lainnya.

Hakim Marzuki menghela nafas, dia memutus diluar tuntutan jaksa PU, "maafkan saya", katanya sambil memandang nenek itu, saya tak dapat membuat pengecualian hukum, hukum tetap hukum, jadi anda hrs dihukum. saya mendenda anda 1jt rupiah dan jika anda tdk mampu bayar maka anda hrs msk penjara 2,5 tahun, seperti tuntutan jaksa PU"
Nenek itu tertunduk lesu, hatinya remuk redam, sementara hakim Marzuki mencopot topi toganya, membuka dompetnya kemudian mengambil & memasukkan uang 1jt rupiah ke topi toganya serta berkata kpd hadirin.

"Saya atas nama pengadilan, juga menjatuhkan denda kepada tiap orang yangg hadir diruang sidang ini sebesar 50rb rupiah, sebab menetap dikota ini, yg membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk memberi makan cucunya, sdr panitera, tolong kumpulkan dendanya dalam topi toga saya ini lalu berikan semua hasilnya kpd terdakwa

"Sampai palu diketuk dan hakim marzuki meninggaikan ruang sidang, nenek itupun pergi dgn mengantongi uang 3,5jt rupiah, termasuk uang 50rb yg dibayarkan oleh manajer PT A**** K**** yg tersipu malu krn telah menuntutnya.

Itulah Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar